- BUKA CABANG KE-37, PUSAT BEKAM KINI HADIR DI KOJA JAKARTA UTARA
- BMKG Peringatkan Cuaca Exstrem Akhir Tahun 2024, Mirip Seperti Tahun Baru 2020
- Kodim 05/02 Jakarta Utara Borong Prestasi di Ajang Kasad Kampung Pancasila 2024!
- Wahyu Bocah 10 Tahun di Cilincing, Berat Badan Cuma 9 Kilogram, Menderita Pengecilan Otak
- Ibu Tiri di Cilincing Tega Aniaya Dua Anaknya hingga Lebam dan Kejang
- Pencurian Sepeda Motor di Koja: Motor Genio Raib dalam Hitungan Detik
- Seorang Pria Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pos RW Daerah Rawa Badak Selatan Koja
- Pemprov Kaji Gratiskan Seluruh Sekolah SD-SMP-SMK Swasta di Jakarta
- Daftar Tarif Tol Trans Jawa untuk Mudik Lebaran 2024, Jakarta-Surabaya Rp 834 ribu
- Menko PMK: Hampir Dipastikan Pemerintah dan Muhammadiyah Lebaran Bareng Pada Rabu, 10 April 2024
Wahyu Bocah 10 Tahun di Cilincing, Berat Badan Cuma 9 Kilogram, Menderita Pengecilan Otak
Keterangan Gambar : Istimewa
Di sebuah rumah sederhana di Marunda, Jakarta Utara, Wahyu (10) menjalani hari-harinya dengan kondisi tubuh yang lemah.
Bocah yang menderita Pengecilan Otak ini hanya memiliki berat badan 9 kilogram, jauh dari ukuran anak seusianya.
"Kondisinya ini dibilang ama dokter pengecilan otak," ujar neneknya, Ranina (60), yang setia merawat Wahyu, saat ditemui di rumah mereka, Rabu (18/12/2024).
Baca Lainnya :
Ranina menjelaskan bahwa Wahyu sudah mengalami kondisi ini sejak lahir. Meski awalnya Wahyu lahir dalam keadaan sehat, dokter sejak dini sudah mendeteksi adanya kelainan.
"Dari bayi begini, kelainannya enggak tahu apa, cuma ada kelainan aja kata dokter, gitu," ungkap Ranina.
Penyakit ini membuat pertumbuhan dan perkembangan Wahyu terhambat. Kini, bocah malang tersebut hanya bisa terbaring di tempat tidur, tanpa bisa melakukan aktivitas seperti anak-anak seusianya.
Banyak orang yang mengira Wahyu menderita gizi buruk karena tubuhnya yang sangat kecil. Namun, Ranina menegaskan bahwa itu bukan penyebab utama kondisi cucunya.
"Enggak pernah divonis kurang gizi, karena kelainan aja," katanya menegaskan.
Sejak lahir, Wahyu hanya dirawat oleh ibunya dan sang nenek. Ayahnya pergi meninggalkan mereka bahkan sebelum Wahyu lahir. Kehidupan mereka pun jauh dari kata mudah, namun Ranina berusaha memberikan yang terbaik untuk cucunya.
Saat ini, Wahyu tidak menjalani pengobatan apapun. Setiap bulan, dokter dari Puskesmas Marunda datang untuk memantau kondisinya, meski tidak ada obat yang diberikan.
"Itu dokternya datang ke sini setiap bulan cuma memang keadaannya seperti ini enggak dikasih obat, dikasih susu aja," ujar Ranina. (kompas)